NILAI-NILAI PUASA RAMADHAN
Nilai-Nilai Puasa Ramadhan
MUROQOBAH, Selalu Merasa diawasi oleh Allah SWT
Ramadhan mendidik manusia selalu bersama dengan Allah SWT, dan selalu merasa di awasi oleh Allah SWT. Ini adalah salah satu hikmah dari ibadah puasa yang dijalankan oleh kaum muslimin.
Semua perintah dan larangan Allah SWT pastinya mengandung kebaikan bagi makhluqnya, apakah Allah SWT memberitahukan tentang hikmah dari perintah dan larangannya atau tidak diberi tahu, apakah makhluqnya mampu mengungkap hikmah yang terkadung didalam perintah-perintahnya dan larangannya ataukah tidak, namun kita harus yakin pastilah semuanya memiliki hikmah dan manfaat bagi makhluqnya.
Puasa Ramadhan yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mengaku beriman kepada-Nya juga memiliki banyak hikmah dan manfaat bagi manusia. Satu diantaranya dengan puasa manusia dilatih akan selalu bersama dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Selama menjalankan puasa mulai dari sejak terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari(maghrib) setiap pribadi muslim tiadak berani melanggar ketentuan puasa, tidak berani makan, minum, atau yang membatalkan puasa lainnya, sekalipun tidak orang yang melihat. Mislanya seorang ibu rumah tangga yang suaminya kerja di luar(kantor, pasar, perusahaan atau lainnya) anak-nya sekolah, asli tidak ada orang di rumah, tentu juga tidak berani makan dan minum selama puasa. Kenapa? Karena ia yakin kalau ia makan atau minum akan batallah puasanya, memang orang lain tidak akan mengetahui, namun pastilah Allah mengetahui, perasaan akan selalu diketahui Allah, atau persaan selalu merasa di awasi oleh Allah inilah yang lahir dari keimanannya kepada Allah SWT.
Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah inilah yang mesti harus ada bagi setiap muslim pasca bulan Ramadhan, karena Allah SWT mengawasi kita bukan hanya pada saat Ramadhan saja, namun Dia setiap saat sepanjang hidup kita, bahkan sampai akhirat nanti Allah SWT selalu mengawasi kita. Baik kita saat beribadah, saat kita berdiri, saat rukuk, saat sujud, saat kita bekerja dikantor, diperusahaan, dipasar, dijalan, disawah, dikebun, dipabrik dan dimana saja Allah mengawasi kita. Allah SWT berfirman; yang artinya
(Dia) yang melihat ketika engkau berdiri (untuk salat). Dan, (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud.(Asy-Syu'ara'/26:218-219)
Dan FirmanNya yang artinya
... Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Jika perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah ini ada pada setiap muslim, dan memang harusnya demikian, dan tentu harus ada pada setiap penganut agama di negeri ini dan di dunia ini pada umumnya maka pastilah dunia ini akan aman, damai, sejahtera dan berkeadilan. Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah ini harus ada pada ara penyelenggara pemerintahan, sebagai pelayan rakyat, dengan begitu mereka akan melayani rakyat dengan haq, dengan adil dan akan meminimalisir kedzaliman. Perasaan selalu merawa diawasi itu harus ada bagi para penegak hukum, penegak keadilah, polisi, jaksa, dan hakim. Perasaan selalu merasa diawasi itu juga harus selalu ada bagi para penjaga negara, tentara, inteligen negara, dengan begitu ia akan bekerja agar negara ini aman dari serangan negara asing. Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah itu harusnya ada pada para guru, dosen dan pengelola pendidikan, dengan begitu ia akan menyelenggarakan tugas kependidikan dengan amanah, membentuk murid-murid memiliki kepribadian yang menjadikan Allah senang dengannya, yaitu pribadi yang juga akan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT.
Para ulama’ para ustadz, para Da’i memberikan bimbingan secara terus menerus agar perasaan itu terus ada pada ummat manusia. Penguasa juga memiliki tugas bagaimana memupuk perasaan itu harus selalu ada bagi setiap warga negaranya. Kerja petugas keamanan akan ringan, kriminalitas akan menurun, dan keberkahan akan datang dari atas alngit dan dari dalam bumi, sebagaimana firman Allah SWT; yang artinya
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan. (Al-A'raf/7:96)
dalam ayat ini Allah menjanjikan keberkahan bagi suatu negeri yang penduduknya beriman dan bertaqwa kepadanya, taat atas semua perintahnya dan meninggalkan semua larangnnya.
Semoga dengan kita berpuasa Ramadhan tahun ini kita bisa menjaga nilai-nilai dan hikmah di dalamnya, menjadi pribadi yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap kehidupannya.
Wallahu a’lam bi ash shawab
Al Ustadz Drs. Mohammad Rozi, M.S.I.